Malam sendu

Lihatlah, mata sayumu yang selalu terlihat lelah itu. Kuperhatikan tatapan itu sekali, tatapan yang selalu membuatku jatuh cinta berkali-kali. Kubalas senyummu, dengan senyum yang sama di bibirku.

Kita terdiam sambil mendengar suara hati masing-masing. Kamu bercerita tentang duniamu, tentang manis-pahitnya hidupmu, juga tentang perasaan rindu.

Aku bercerita tentangmu, yang beberapa hari ini pergi, tentangmu yang memutuskan untuk meninggalkanku beberapa saat, tentangmu yang tidak memunculkan batang hidung selama ini. Kamulah matahariku dan kepergianmu akan selalu sebabkan mendung di wajahku.

Begitu luasnya cinta, begitu sempitnya waktu. Begitu dalamnya rindu, begitu sebentarnya waktu bertemu.

Kutatap jam dinding yang hampir menyentuh malam. Kulirik jendela yang menampakan hujan kian menderas. Waktumu dan waktuku akan habis. Lalu, semakin erat aku memelukmu, seakan tidak ada hari esok. Karena setelah pertemuan ini, aku harus kembali melepasmu pergi, dan terpaksa kehilangan kamu lagi.

Ya. Akulah "teman biasamu", yang mencintaimu dengan cara luar biasa. Tapi, kamu tidak akan mengerti.

Komentar